Kereta Tidur Yang Kini Tertidur

Posted: October 25, 2013 in Catatan

Ndy

(Migrasi Blog, tulisan asli diposting pada 31 Mei 2012)

SAAT membaca sebuah artikel tentang liburan di kereta mewah India, gue teringat pengalaman menempuh perjalanan dengan kereta tidur dari Thessaloniki, Yunani, menuju Istambul, Turki. Nama kereta yang mulai beroperasi pada Juli 2005 itu adalah Filia-Dostluk. Filia dan Dostluk sama-sama bemakna persahabatan. Satu dari bahasa Yunani, satunya lagi Persia.

Waktu itu Desember 2008, musim dingin. Gue bepergian dengan seorang teman. Bertolak dari Athena menumpang kereta intercity (antarkota) hingga Thessaloniki, harga tiketnya 35,3 euro (sekitar Rp460 ribu). Sedangkan harga tiket kereta tidur 59 euro (sekitar Rp760 ribu). Kok masih hapal? Soalnya sampai gue menuliskan cerita ini masih nyimpen tiketnya :p

Perjalanan membeli tiket itu ga pendek. Bukan hanya masalah lokasi tetapi untuk sampai pada keputusan (jadi) membeli tiket kereta tidur harus melalui pertimbangan yang panjang.

Sempat menghabiskan semalaman di airport Athena sambil menimbang-nimbang haruskah pakai pesawat ke Istambul. Artinya harus membeli tiket pesawat seharga hampir 200 euro.

Jika memakai kereta tidur, selain ‘kehilangan’ waktu sehari di Istambul dan membayar hampir 100 euro, kami juga harus memundurkan jadwal tiket  pesawat pulang dengan tambahan biaya sekitar 200 euro (sekitar Rp2,6 juta).
Buat orang lain mungkin bisa dengan mudahnya memilih naik pesawat saja ke Istambul. Tapi kami sudah mupeng ngerasain naik kereta tidur. Buat gue pribadi, melancong bukan sekadar menikmati destinasi tetapi juga perjalanannya.

Akhirnya, kami memutuskan naik kereta. Tajir ya? hahahaha…ga percuma nyambi jadi cleaning service selama beberapa bulan. Keluar tambahan biaya 200 euro masih terjangkau :D

Pokoknya niat banget ingin merasakan seperti apa kereta tidur, sampai rela mengeluarkan biaya ekstra sebesar itu untuk merealisasikannya.

Dari airport Athena kami pergi ke Stasiun Larissa, stasiun utama di Athena. Gue udah lupa bagian ini. Naik apa kami ke stasiun, tapi yang jelas ga naik taksi. Sepertinya metro atau kereta.

Sampai di stasiun kereta sudah banyak antrean di beberapa loket. Bingunglah gue karena ga ngerti mesti ngantri di loket yang mana. Setelah mengantri beberapa lama baru dapat info kalau membeli tiket Filia-Dostluk ga bisa di stasiun itu, mesti ke kantor pusatnya. Petugas stasiun memberi alamat kantor tersebut.

Ia juga memberitahu gue bisa beli tiketnya di Thessaloniki, tapi tentu saja dengan risiko tiket habis begitu sampai di sana. Tidak ingin menanggung risiko itu, gue putusin beli di Athena saja. Biar lebih tenang.

Gue cek di peta dan memastikan stasiun metro subway terdekat dengan kantor itu. Teman gue memilih tetap tinggal di stasiun karena sudah terlalu mengantuk ga tidur semalaman. Gue sendiri ga bisa tidur jadi ya gue menawarkan pergi beli tiket naik metro. Sekalian menikmati suasana pagi di Athena.

Akhirnya dapat juga tiketnya, bisa sedikit tenang. Gue balik ke Stasiun Larissa. Dari sana kami menumpang kereta intercity menuju Thessaloniki. Perjalanannya sekitar 5 jam. Pegel juga karena tempat duduknya tergolong sempit. Beda banget sama kereta intercity di Belanda.

Pemandangan dari kereta antarkota menuju Thessaloniki.

Di Thessaloniki kami ga sempat menjelajah karena tiba di sana sudah sore. Tambahan lagi, pada musim dingin matahari tenggelam lebih cepat. Jadi kami hanya berkeliaran di sekitar stasiun, membeli suvenir dan kartu pos yang kemudian gue kirim ke rumah. Kebetulan kantor pos di stasiun masih buka.

Kereta tidur menuju Istambul berangkat pukul 19.48. Begitu masuk kompartemen, langsung buka tempat tidurnya dan merebahkan badan.
Perjalanan ke Istambul memakan waktu sekitar 13 jam! Bayangin kalo ga sambil rebahan, makin capek deh :P Apalagi dari malam sebelumnya belum tidur.

Kompartemen kereta tidur Filia-Dostluk sebelum dibuka tempat tidurnya.

Setelah dibuka.

Berhenti untuk cek paspor (+visa) kalau ga salah sekali, lewat tengah malam, pas melewati perbatasan. Agak-agak mengganggu sih prosesnya, soalnya pas lagi lelap2nya tidur. Diawali dengan teriakan kondektur.

Nada suara kondektur memberitahu, apa pun itu informasinya, khas banget. Sampai-sampai jualan minuman dan snack pun pakai nada yang sama. Sayang, gue udah ga inget nadanya seperti apa, yang jelas dulu membuat kami tertawa tiap kali mendengarnya.

Kompartemen dilengkapi wastafel. Bisa buat keramas lho…hahaha

Ada kulkas mininya juga. bikin nyesel ga beli minuman kaleng dulu.

Pagi-pagi begitu matahari terbit, kondektur berkeliling mengumpulkan bantal dan selimut. Semua penumpang juga diharuskan mengembalikan posisi tempat tidur menjadi kursi sampai tiba di Stasiun Sirkeci. Tunai sudah cita-cita tidur di kereta tidur :D . Enak juga ternyata bisa tidur lelap saat bepergian dengan waktu tempuh yang panjang.

Kemarin gue baru tahu bahwa operasional kereta Filia-Dostluk sudah dihentikan sejak 13 Februari 2011 sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Rupanya jawatan kereta api Yunani tidak sanggup lagi menanggung biaya operasional di tengah krisis utang.
Kereta tidur itu kini tertidur. Sayang ya…

****

Leave a comment